polrestamedan.com – Pasca penembakan yang dilakukan oleh Personil Brimob Kompi C Polres Tapsel, Humas Polda Sumut AKBP Heru Prakoso mengatakan bukan hanya warga yang mengalami luka-luka. Kapolsek Siabu pun turut menjadi korban dan mengalami luka-luka karena di keroyok warga.
Dari Info yang didapat langsung dari Kapolsek Siabu, AKBP Heru mengatakan keberadaan 10 Personel Brimob di sana untuk menjaga aset perusahaan yang sudah tidak aktif selama dua bulan.
Dari kronologi yang dijelaskan polisi sekitar pukul 11.00 WIB, warga dari 3 Desa: Desa Huta Godang, Huta Godang Muda, dan Tanjung Sialang sebanyak sekitar 300 orang. Karena ada pengerusakan, polisi melakukan tembakan peringatan. Tapi masyarakat makin beringas membakar dan melakukan pengerusakan. Para personil Brimob pun membubarkan diri.
Bahkan kemarahan warga dilampiaskan kepada Kapolsek Siabu. “Kapolsek luka bekas senjata tajam, bibir pecah, kepala memar-memar. Sudah saya suruh kapolsek melakukan visum,” ujar AKBP Heru saat melakukan dialog di KontraS Sumut, Senin (30/5/2011) malam.
“Saya suruh juga Kapolsek kumpulkan kesepuluh anggotanya di lapangan untuk mengecek apakah masih lengkap semuanya,” tambahnya. Begitu dapat informasi kerusuhan di Madina, Kapolda Sumut langsung berangkat ke TKP.
Anggota Komisi Kepolisian Nasional Novel Ali, menilai permasalahan ini jangan dilihat sepenggal-sepenggal. Namun harus secara utuh.
“Saya sangat menghargai tanggap cepat Kapolda Sumut. Pagi tadi sampai besok Kapolda berada di lokasi konflik di Mandailing Natal.,” ujarnya.
Ia pun yang di temui Tribun di KontraS Sumut masih percaya bahwa Polda masih menyelesaikan persoalan ini. “Saya yakin beliau akan mampu menyelesaikan kasus itu sebijaksana mungkin, saya mempercayakan kepada Kapolda Sumut untuk menyelesaikannya,” jelasnya.
Anggota Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Jhony Simanjuntak yang dihubungi via selular mendesak agar Polda Sumut untuk menjelaskan kepada publik tentang penembakan tersebut. Yang tentunya penjelasan faktual sangat dibutuhkan untuk menghindari berkembangnya tafsiran miring atas kejadian tersebut.
Jhony pun berharap agar Polda Sumut menindak tegas jika ada kesalahan prosedur pengamanan yang dilakukan oleh personil Brimob. “Bila ada kekliruan dalam kejadian ini, mestinya ditindak tegas secara hukum,” tegasnya.
Selain itu, Jhony mengatakan, saat ini pihaknya sedang mengumpulkan informasi tentang kejadian tersebut. Ia pun berharap kepada warga yang mengetahui kejadian untuk dapat membantu dan bekerja sama dengan Komnas HAM guna menemukan fakta dilapangan. (azan sinaga/ tribunnews.com)