polrestamedan.com – Karena tidak mengerjakan pekerjaan rumah, siswa kelas VI SD Taman Asuhan dianiaya gurunya. Orang tua murid menduga, anaknya dianiaya karena selama ini tidak pernah memberi uang sumbangan untuk berbagai acara yang diselenggarakan sekolah itu.
Orang tua korban, Pangeran Manurung warga Jalan Simbolon, Kelurahan Teladan, Kecamatan Siantar Barat saat hendak membuat pengaduan di Polres Pematangsiantar, Jumat (22/7) mengatakan anaknya, PW, tidak mengerjakan PR karena memang tidak tahu.
“Kemarin anak ku pulang karena sakit perut, jadi dia tidak tahu gurunya memberikan PR,”katanya.
Menurut pengakuan anaknya yang duduk di kelas VI itu, ada dua siswa yang tidak mengerjakan PR. Namun, sang guru, Ras, hanya memukuli anaknya saja. Pangeran menduga, penganiayaan tersebut tidak semata karena persoalan PR.
“Murid di sekolah itu kan anak-anak orang kaya, mereka sering memberi sumbangan kala ada acara seperti kenaikan kelas
pada guru di sekolah itu. Anakku tidak pernah. Itulah mungkin penyebab hanya anakku yang di aniayanya,” tutur.
Penganiyaan itu diketahuinya saat melihat anaknya berjalan terpincang pincang seusai pulang sekolah sekira pukul 11.30. Saat ditanyai, anaknya mengaku, guru kelasnya baru saja menendangi kaki kiri dan pantatnya.
Mendengar pengakuan anaknya, Pangeran Manurung mendatangi sekolah itu. Sampai di sekolah, ia tidak dapat menjumpai kepala sekolah dan diminta datang lagi ke sekolah besok. Karena tidak puas, Pangeran akhirnya memutuskan mengadu ke Polres Pematangsiantar.
Sayangnya setelah beberapa lama di Polres, Pangeran Manurung
membatalkan niatnya mengadu. Menurutnya dia terpaksa mengurungkan niatnya karena Kepsek di sekolah itu masih memiliki hubungan kekerabatan dengan istrinya. (ton/tribun-medan.com)