polrestamedan.com – Senin (23/5), kemacetan Aek Latong kemarin benar-benar yang terparah sejak tahun 2011. Ratusan kendaraan terjebak di sana. Bahkan, mobil-mobil yang terperangkap terpaksa ditarik dengan tali agar terbebas dari macet.
Pemandangan seperti ini terlihat sejak enam hari terakhir, tepatnya Rabu (18/5) hingga Senin (23/5) sore. Kemacetan yang terjadi di Jalinsum Aek Latong, Kecamatan Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan ini, disebabkan hujan yang mengguyur selama sepekan. Akibatnya, permukaan jalan berlumpur, licin, dan bergelombang karena tergerus air.
Pantauan METRO (grup sumutcyber) kemarin sekitar pukul 08.00 WIB hingga 10.00 WIB, ratusan kenderaan berbagai ukuran antre sepanjang belasan kilometer. Suasana semakin semrawut saat masing-masing kendaraan saling serobot untuk mendahului. Mereka (para sopir) tidak peduli permukaan jalan yang licin dan bergelombang. Padahal, hampir setiap kendaraan yang berusaha melintas di tanjakan (dari Medan menuju Sipirok) hampir dipastikan tak berhasil melintas karena kondisi jalan sangat parah.
Hotman Siregar (42), pengemudi Bus Silangit mengatakan, mereka berangkat dari Pekanbaru dan tiba di Aek latong sekitar pukul 03.00 WIB dini hari dengan tujuan Dolok Sanggul (Humbahas).
“Kami sampai di sini jam tiga pagi. Tapi, sampai jam sembilan tetap saja tak bergerak.
Alternatifnya, kami mau putar balik menuju Sipirok dan memilih jalur lain menuju Siborang-Borong lewat Simpang Tandosan (Simangambat, SDH) terus ke Pangaribuan. Memang lebih jauh tetapi itu lebih baik daripada terjebak di sini,” katanya.
Pengemudia Bus ALS bermarga Nasution (28), menambahkan, ia juga ingin memutar arah mencari jalan lain akan tetapi karena banyak barang titipan dari Jawa di Sarulla dan Tarutung akhirnya tak ada pilihan lain baginya selain menunggu macet berakhir.
“Kami tiba di sini jam empat dini hari. Terpaksa sabar menunggu hingga aman, karena banyak barang bawaan yang akan turun di Sarulla dan Tarutung,” katanya yang mengaku berangkat dari Bogor dengan tujuan Medan.
Sementara itu, pengemudi Truk Colt Diesel dengan muatan telur dari Medan tujuan Padangsidimpauan, Junaidi (33), dan pengendara Colt Diesel dengan muatan cabai yang berangkat dari Berastagi menuju Solok, Sumbar, Ali Jarmais, juga menyampaikan hal sama. Mereka mengaku dirugikan dengan kondisi jalan tersebut. Sebab, barang dagangan yang dibawa lebih lama di perjalanan dan uang keluar bertambah.
“Bagaimanalah kami tak mengeluh dengan kondisi jalan yang semakin parah ini, yang seharusnya uang masuk jadi uang keluar, belum lagi kerusakan kendaraan dan target waktu tiba di tempat yang dituju jadi molor sehingga jadi alasan toke-toke itu untuk marah,” kata mereka.
Para pegendara berharap perhatian serius dari pemerintah untuk membenahi jalan tersebut. “Sebenarnya akhir-akhir ini kondisi jalan semakin parah. Kalau ditimbun saja permukaan yang bergelombang ini, jelas kondisinya tidak separah ini. Seperti pengalaman kami selama ini, biasanya selalu ada alat berat milik PU menimbun dan meratakan permukaan jalan, namun kali ini tak ada nampak lagi. Padahal, bila mereka standby pasti arus lalu-lintas bisa lancar,” kata mereka.
Beberapa warga Setempat Andi (27) dan Muara (40) menambahkan, memang sepekan terakhir wilayah Aek Latong diguyur hujan, sehingga mengakibatkan permukaan jalan berlumpur dan bergelombang sehingga sulit untuk dilintasi kendaraan.
“Memang hujan mengguyur wilayah ini setiap sore hingga malam. Hampir setiap hari selama enam hari terakhir di Aek Latong ini terjadi kemacetan, biasanya mulai pukul 11 malam hingga 11 siang,” sebut mereka.
Informasi yang diterima , antrean kendaraan baru selesai sekitar pukul 13.00 WIB setelah permukaan jalan mulai mengering. (ran/ann/sumutcyber.com)