Tips Mudik Bersepeda Motor

Ketika mudik bersepeda motor harus dilakoni, ada sejumlah aspek yang tak boleh dilupakan. Bersepeda motor sejauh ratusan kilometer sudah pasti memikul risiko tinggi. Mari kenali potensi risiko yang bakal memicu kecelakaan lalu lintas jalan.
Sepengetahuan saya titik lemah yang harus kita kenali lebih awal adalah diri kita sendiri selaku pengendara motor. Tantangan terberat adalah mengalahkan diri sendiri. Apa sajakah itu?

Faktor Manusia:

1. Kesehatan fisik. Pantang bersepeda motor dalam kondisi tidak fit, apalagi sedang sakit. Kita tahu, saat tubuh tidak bugar konsentrasi bakal terganggu. Padahal, tanpa konsentrasi mustahil berkendara dengan baik. Karena itu, yang termasuk dihindari adalah berkendara setelah minum obat. Tak perlu memaksakan diri.

2. Stabilitas emosi. Keletihan, dehidrasi, debu, asap, cuaca panas, kemacetan, hingga kebisingan suara kendaraan, bisa memicu stress. Kondisi tersebut bisa memicu emosi tidak stabil. Redam emosi berlebihan dengan tetap menjaga kebugaran dengan beristirahat yang cukup dan fokus dalam berkendara. Abaikan jika ada provokasi dari pengguna jalan yang lain. Pertebal rasa sabar. Kita mencari selamat sampai tujuan. Bukan selamat sampai duluan.

Selanjutnya kita perlu mengenal dengan baik kondisi kendaraan kita. Apa saja titik lemah dan potensi gangguan yang akan timbul. Hal ini lebih mudah dilalui jika sepeda motor yang dipakai mudik adalah kendaraan yang sudah jadi pegangan sehari-hari.

Faktor Kendaraan:

1. Servis kendaraan. Ada baiknya sepeda motor diservis sebelum dipakai jalan ratusan kilometer. Pemeriksaan kondisi mesin lebih terjamin. Datangi bengkel dan minta diperbaiki kerusakan sekecil apapun. Servis dilakukan setidaknya tiga hari sebelum bepergian.

2. Periksa ulang jelang keberangkatan. Kondisi yang harus dicek mulai bahan bakar minyak (BBM), kondisi tekanan angin pada ban, kualitas kanvas rem, rantai, lampu-lampu, standar motor, kondisi oli, kaca spion, hingga busi.

3. Kelengkapan surat kendaraan. Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) pastikan dibawa dan dalam kondisi tidak telat pembayaran pajaknya.

Sudah cukupkah. Tunggu dulu, coba persiapkan secara detail faktor-faktor lain. Yuk kita cermati satu per satu.

Faktor Lain:

1. Surat Izin Mengemudi (SIM). Pastikan SIM masih berlaku. Dalam situasi apes, SIM mati bisa kena tilang. Tentu amat merepotkan untuk mengikuti sidang di kota yang jauh dari tempat tinggal kita.

2. Perlengkapan keselamatan. Pastikan helm yang dipakai memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) dan menutupi seluruh wajah (full face). Gunakan sepatu menutupi mata kaki dan upayakan tidak memakai tali. Selain itu, gunakan jaket cukup tebal yang melindungi terpaan angin serta yang berwarna mencolok agar mudah dilihat. Serta, gunakan sarung tangan dan membekali diri dengan jas hujan.

3. Obat-obatan. Sekadar berjaga-jaga, bisa membekali diri dengan obat luka luar atau obat gosok mengilangkan rasa pegal.

4. Peta dan rute. Fahami rute yang bakal dilintasi, termasuk mungkin juga jalur alternatifnya.

5. Ponsel. Nomor-nomor penting terkait panggilan darurat, mulai kerabat, kantor polisi, hingga rumah sakit di rute yang dilintasi.

6. Uang receh. Pecahan Rp 1.000 hingga Rp 5.000 bisa bermanfaat untuk membayar uang parkir hingga jasa toilet di SPBU.

7. Barang bawaan. Beban berat membuat keseimbangan pemotor bisa terganggu. Daya reflek dan manuver pun bakal kurang nyaman, terlebih jika harus berhenti mendadak atau menghindari benturan. Jika memungkinkan, ada baiknya sebagian barang bawaan dipaketkan via perusahaan kurir guna mengurangi beban.

8. Penumpang. Demi keselamatan di jalan, penumpang dan pengendara sebaiknya tak lebih dari dua orang.

9. Jadwal istirahat. Tentukan istirahat secara berkala dalam rentang maksimal dua jam sekali.

10. Pilih tempat istirahat. Istirahat bisa dimanfaatkan untuk mengisi BBM, buang air kecil, ibadah sholat, atau tidur sesaat 15-30 menit. Bisa memanfaatkan SPBU, rumah makan, atau posko-posko yang biasanya bertebaran selama arus mudik dan balik.

11. Teman perjalanan. Agar perjalanan lebih aman, bisa berkelompok 5-10 motor. Manfaat teman perjalanan juga bisa mengurangi rasa jenuh selama berkendara.

12. Waktu bepergian. Pilih waktu yang tepat, misalnya, seusai sholat subuh. Perjalanan di pagi hari lebih baik ketimbang di malam hari yang biasanya diserang rasa kantuk.

13. Fahami aturan yang ada. Aturan lalu lintas jalan penting difahami agar perjalanan, aman, nyaman, dan selamat.

14. Berdoa. Biasakan senantiasa berdoa memohon keselamatan kepada Sang Pencipta.

Semoga ikhtiar yang dijalankan bisa membuat perjalanan mudik dan balik Lebaran lebih nyaman. Selamat sampai kota tujuan dan saat kembali ke rumah. Tak ada yang lebih indah kecuali melihat senyum keluarga tercinta di rumah. Selamat mudik. (edorusyanto.wordpress.com)