Sebelum ke SPBU, Truk Singgah di Gudang Ilegal

polrestamedan.com – Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM)
terutama jenis solar dan premium, masih meresahkan konsumen di berbagai wilayah
di Sumatera Utara. Meski BBM langka, tapi aktivitas penimbunan minyak di gudang
ilegal (dikenal dengan istilah siong, red) tetap berlangsung. Sejumlah truk
tangki pengangkut BBM terlebih dahulu singgah di siong sebelum ke SPBU.

 

Fakta itu terungkap dalam penelusuran yang dilakukan Sumut
Pos di beberapa tempat, terutama di kawasan Medan Utara. Dari hasil pantauan,
mobil tangki minyak PT Pertamina tetap ‘kencing’ di sejumlah gudang penimbunan
minyak tersebut.

Wartawan Koran ini mencoba melakukan penelusuran, Sabtu
(9/7) pagi, dengan menunggu di depan depot PT Pertamina Region I Suply dan
Distibution Terminal BBM Medan Group Penelusuradi Jalan KL Yos Sudarso KM 20,
Kelurahan Pekan Labuhan, Kecamatan Medan Labuhan. Di depot itu, tampak puluhan
mobil tangki minyak keluar masuk. Setelah mobil minyak Petamina keluar dari
Depot untuk menyalurkan ke SPBU, wartawan koran ini mencoba mengikuti salah
satu mobil untuk mengetahui apakah langsung ke SPBU.

 

Ternyata, mobil tangki minyak Pertamina yang membawa bahan
bakar Solar dengan nomor polisi BK 8723 TM yang baru saja keluar dari Depot
Pertamina untuk disalurkan ke SPBU menghentikan lajunya di Jalan KL Yos Sudarso
Km 18,5 Kelurahan Pekan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan. Truk ini singgah di
gudang penimbunan minyak di tempat itu.

 

Wartawan koran ini melihat langsung truk tersebut ‘kencing’
di gudang siong. Tampak truk minyak berhenti tepat di depan gudang.
Selanjutnya, para pekerja mempersiapkan alat-alat untuk mengambil minyak
tersebut seperti drum, ember dan selang. Semua gerakan dilakukan dengan cepat.

 

Saat itu, pekerja yang mengambil minyak dari truk berjumlah
tiga orang. Dua diantaranya mengambil minyak dari tangki dan ditampung di
beberapa drum dan ember besar yang sudah disediakan. Sedangkan seorang lagi
melakukan pengawasan di sekelilingnya.


Setelah minyak diambil, truk tangki pembawa solar itu melaju ke arah Medan.

Modus yang dilakukan para pelaku adalah mendirikan gudang
siong untuk melakukan aktivitas penimbunan BBM. Rata-rata gudang hanya berdindingkan
tepas (anyaman bambu) untuk mengelabuhi orang atau petugas. Gudang yang tidak
memiliki izin dari pemerintahan setempat masih banyak ditemui di Kawasan Medan
Utara.

 

Wartawan koran ini kemudian keliling memantau puluhan gudang
siong di kawasan belawan dan sepanjang Jalan Rahmat Budin hingga Hamparan
Perak, Deli Serdang. Di dalam gudang di Jalan Rahmat Budin, tampak sebuah truk
tanki berhenti. Tak jelas aktivitas di dalamnya, karena terhalang dinding
gudang.

 

Aktivitas kencing tak hanya dilakukan truk yang baru keluar
dari depot. Truk tanki yang baru pulang menyalurkan BBM dari SPBU juga
menyinggahi gudang siong. Di Jalan Rahmad Budin sekitar 30 menit, truk tanki
yang tak jelas plat BKnya karena sudah berwarna hitam, meluncur ke Depot
Pertamina. Wartawan koran ini mengikuti truk hingga depot. Sebelum masuk areal
depot, truk itu kencing lagi. Empat orang terlihat mengambil minyak dari truk
dari selang yang dimasukkan ke dalam beberapa ember. Kemudian truk baru depot.
Aktivitas mereka dilakukan terang-terangan, tanpa ada yang peduli.

 

Seorang sumber mengatakan, setiap hari mulai pagi hingga
malam, puluhan truk tangki secara bergantian berhenti dan masuk ke dalam gudang
siong dan setelah sebagian muatannya dikeluarkan, truk baru berangkat ke SPBU.

 

“Gudang siong ini masih terus beraktivitas walaupun pasakon
BBM di SPBU langka, tampaknya gudang-gudang tersebut tidak terjamah oleh hokum
karena tidak ada tindakan yang tegas diberikan para pelakunya,” ujarnya.

 

Dia menambahkan, umumnya jumlah minyak jenis solar yang
dikeluarkan dari setiap truk sebanyak seperempat drum atau diistilahkan satu
gelang. Diduga, aksi kencing minyak tersebut berjalan mulus karena mendapat
dukungan dari sejumlah oknum aparat dan supir mobil tangki itu sendiri.


“Dengan adanya siong, para sopir tangki mendapatkan uang tambahan karena
kemungkinan gaji sedikit. Supir itu pun juga diberikan uang oleh pemilik
gudang,” kata sumber.

 

Sore hari wartawan koran ini kembali ke Depot Pertamina.
Kejanggalan kembali terjadi ketika truk-truk tangki selesai menyalurkan ke
setiap SPBU. Tampak terlihat beberapa orang mengumpulkan sisa-sisa minyak di
dalam tangki, saling berebut saat truk memasuki halaman depot Pertamina.


Menurut informasi, truk tangki yang sudah mendistibusikan minyak ke setiap
SPBU, selalu ditunggu oknum-oknum yang bekerja sebagai pengumpul minyak.

Mereka menghentikan truk sebelum masuk mengambil minyak.
Meskipun hanya sisa, setiap hari bisa mengumpulkan minyak sebanyak ratusan
liter. Mereka bekerja secara terkoordinir, berdasarkan memakai shift dan
target.


‘’Kami di sini bekerja ada beberapa shift dan ada targetnya setelah kami
kumpulkan terus kami jual,’’ kata salah seorang pengumpul minyak tersebut.

Untuk pemasarannya, mereka sudah memiliki penampug tetap
yang datang mengambil mintak kepada mereka. Sistem pengambilan minyak juga
dibagi beberapa tim dengan jatah berbeda-beda..


Sayangnya, Humas Pertamina Fitri Erika tidak berhasil dikonfirmasi terkait hal
itu. Saat wartawan koran ini mencoba sms dan menelpon, yang bersangkutan tidak
memberikan jawaban. Namun sebelumnya, beberapa kali Erika mengatakan, pihaknya
telah mengantisipasi tindakan nakal para sopir truk dengan memasang GPS agar
pergerakan truk terpantau dan mengacak jadwal masing-masing truk.

 

Sementara itu Polda Sumut melalui Direktorat Reserse
Kriminal Khusus (Ditreskrimsus), tengah melakukan penyelidikan atas indikasi
penyimpangan BBM yang menyebabkan kelangkaan BBM di Sumut dalam kurun waktu
satu bulan belakangan ini.


Rencana penyelidikan itu diikuti dengan pembentukan tim oleh Ditreskrimsus,
dimana fokus utamanya adalah Depot Pertamina Belawan.

“Berdasarkan perintah Kapolda, kita menurunkan tim guna
menyelidiki penyebab kelangkaan BBM. Maka kami membentuk tim melakukan
penyelidikan sinyalemen penyimpangan. Senin (hari ini, red) baru dikumpulkan
laporannya. Mengenai sinyalemen BBM yang “dikencingkan”, kita menunggu laporan
agar bisa menindaklanjutinya,” ujar Kombes Pol Drs Sadono Budi Nugroho SH,
Minggu (10/7).

 

Ketika Sumut Pos menjelaskan adanya praktek “kencing”
berdasarkan pantauan langsung di lapangan, dimana ada sebuah truk Pertamina BK
8723 TM “kencing” di Gudang Asiong Jalan KL Yos Sudarso Km 18,5 Kelurahan Pekan
Labuhan, Kombes Pol Sadono mengungkapkan, kenyataan itu dapat digunakan
kepolisian untuk melakukan penyelidikan secara mendalam.

 

“Terima kasih infonya. Dapat digunakan untuk lakukan lidik di daerah
Belawan dan sekitarnya,” katanya. (Hasil Penelusuran Wartawan Sumut Pos/hariansumutpos.com)