Korban “Petrus” atau Pelaku Perampokan?

polrestamedan.com – Satuan Reserse Kriminal Polresta Medan, terus melakukan penyidikan terhadap Kasus perampokan rumah anggota polisi J. Purba di Sei Glugur Pancur Batu, dengan penembakan misterius (petrus) yang mengakibatkan Herman Basuki Basuki (48), warga Jalan Balai Desa No 44, Kecamatan Medan Sunggal meninggal dunia, dan Sugiarto alias Tiar (32) penduduk Pasar 6, Jalan Belawan, Medan Labuhan, yang kini dirawat intensif di Rumah Sakit Bhayangkara Medan.

Kapolresta Medan Kombes Pol Tagam Sinaga, Kamis (06/9) mengatakan, kedua kejadian tersebut, terjadi dalam waktu yang hampir bersamaan.

“Pada Rabu (5/09) dini hari itu, sekitar pukul 03.30 Wib rumah anggota kita yang kebetulan toko grosir di Sei Glugur Pancur Batu, menjadi korban perampokan yang didahului pengrusakan oleh  3 orang tidak dikenal” ujar Kapolresta Medan Kombes Pol Tagam Sinaga.

Menurut Kapolresta, saat itu Aipda J. Purba angggota Polsek Pancur Batu, saat pulang ke rumahnya, menemui keadaan rumahnya di Sei Glugur dalam keadaan gelap gulita, padahal rumah di sebelahnya tidak mati lampu.

“Sebagai anggota polisi, insting Aipda J Purba langsung melakukan pemeriksaan, dan ditemui pintu depan rumahnya sudah rusak gemboknya,” lanjut Kapolresta.

Insting Aipda J Purba langsung bekerja dan kemudian melakukan pantauan di sekelilingn rumahya. Selain lampu depan rumahnya sengaja dimatkan orang serta pintu gembok rumanya rusak, ternyata pintu rumahnya yang merangkap grosir itu, sudah terbuka akibat gembok dan penghalang pintunya dirusak paksa.

Sementara itu, tidak jauh, sekitar sepuluh meter di depan rumah Aipda J Purba, sebuah mobil innova hitam terlihat parkir beserta tiga orang di sekelilingnya. Saat mendekati mobil innova tersebut, ke tiga orang ini malah mendekat ke arah Aiptu J Purba.

“Karena curiga Aiptu J Purba langsung melakukan penembakan ke udara sebagai peringatan,” ujar Kombes Pol Tagam Sinaga.

Namun sialnya, Meski telah dilakukan penembakan peringatan ke udara sebanyak dua kali sebagai peringatan, ketiga orang ini malah lebih mendekat lagi dan hendak melakukan penyerangan terhadap Aipda J Purba.  Dari jarak sekitar 5 meter, Aipda J Purba, karena terdesak langsung mengarahkan tembakan ke arah tiga orang ini, bukannya lari, salah seorang dari ketiga orang ini malah mengarahkan semacam pentungan ke arah Aptda J Purba, tak mau menjadi korban pentungan, Apda J Purba langsung menembak,  2 diantaranya langsung ditembak namun belum terkapar.

Melihat kenekatan Aipda J Purba, ketiga orang ini langsung lari dan masuk ke dalam mobil kemudian melarikan diri. Aipda J Purba kemudian langsung melaporkan hal ini ke Pimpinannya Kapolsek Pancur Batu AKP Ruruh Wicaksono.

“Dua bulan lalu, rumah sekaligus toko grosir kelontong milik Aipda J Purba, memang pernah juga menjadi korban perampokan. Mungkin ketiga orang ini mau mengulang aksinya lagi, sehingga Aipda J Purba langsung mengambil tindakan tegas,” ujar AKP Ruruh Wicaksono.

Kapolresta Medan Kombes Pol Tagamk Sinaga, mengatakan pihaknya saat ini tengah mencari benang merah antara kejadian ini dengan kasus “petrus” yang terjadi pada saat bersamaa di Tebing Tinggi.

“Kita lagi menelusuri kaitan antara kedua kejadian itu. Apakah korban “petrus” ini merupakan pelaku percobaan perampokan di rumah Aipda J Purba. Karena waktunya hanya berselang beberapa jam” ujar Kombes Pol Tagam Sinaga.

Sayangnya, menurut Kapolsek Pancur Batu AKP Ruruh Wicaksono, korban Sugiarto alias Tiar yang saat ini masih kritis di Rumah Sakit Bhayangkara Medan, belum bisa diperiksa secara mendetail.

“Korban masih terus dalam perawatan medis, dokter yang merawatpun sudah meminta kita untuk tidak melakukan pemeriksaan mengingat kondisi korban yang belum stabil.” Sebut AKP Ruruh Wicaksono.

Sementara mobil Innova serta seorang lagi pelaku percobaan perampokan di rumah Aipda J Purba, masih terus diburu, tambah AKP Ruruh Wicaksono.

“Namun kemarin, saya sempat berbicara sedikit dengan Sugiarto, katanya luka tembakan yang dideritanya akibat tembakan orang tidak dikenal di sebuah cafe di Sei Rampah dalam suatu keributan. Namun setelah kita cek ke cafe yang dibilang Sugiarto, ternyata tidak ada keributan. Mungkin dia mencoba membuat alibi,” jelas AKP Ruruh Wicaksono.

Jika, kedua kejadian berkaitan, berarti tidak ada korban petrus atau penembakan misterius, namun yang ada adalah usaha perampokan yang kebetulan pelakunya  ditembak polisi. (Azan Sinaga)