polrestamedan.com – Pemuda menyampaikan apresiasi, dan dukungan terhadap kinerja Polresta Medan beserta jajarannya dalam memerangi segala bentuk tindakan kejahatan termasuk penggerebekan sejumlah lokasi salon, spa, dan panti pijat yang diduga berubah fungsi menjadi arena maksiat.
Pernyataan itu dilontarkan Ketua Generasi Muda Demokrat (GMD) Kota Medan, Ruli Affandi Sembiring kepada wartawan Kamis (12/5) di Medan.
Kata Ruli, keseriusan jajaran Polresta Medan memerangi segala bentuk kemaksiatan sudah dibuktikan dengan menggerebek sejumlah lokasi yang ditenggarai dijadikan lokasi mesum seperti penggerebekan In the Spa Jalan Bambu, Selasa (19/4), dan Panti Pijat Cahaya Jalan Katamso, Rabu (27/4) lalu oleh Unit VC/Judi Sila Sat Reskrim Polresta Medan.
Namun, tindakan penggerebekan kedua lokasi itu menurut Ruli terkesan tebang pilih karena masih banyak salon, spa, dan panti pijat terus beroperasi dijadikan tempat maksiat seperti di seputaran kawasan Petisah, Komplek Asia Mega Mas, Jalan Tritura, Medan Baru, Jalan Negara, Jalan Aksara, dan Jalan Gagak Hitam kawasan ring road.
“Jangan ada kesan, penggerebakan yang dilakukan polisi karena adanya pesan sponsor. Bila menyalah segera ditindak tanpa pandang bulu,” tandas Ruli.
Hal senada juga disampaikan Sekretaris PK KNPI Medan Perjuangan, Soni Edison Ginting. Diakuinya, masih banyak salon, spa, dan panti pijat sudah berubah fungsi menjadi arena mesum terselubung.
”Masak begitu banyak salon, spa, dan panti pijat yang menyimpang, hanya dua yang digerebek. Ini ada apa,” tanya Soni seraya mengatakan penggerebekan kedua lokasi itu diketahui melalui pemberitaan di media massa.
Tidak itu saja, bahkan rumah kos banyak dijadikan tempat kencan, dan tempat mengkosumsi serta transaksi narkoba. Yang mirisnya lagi lanjut Soni, lokasi maksiat tersebut sudah banyak merambah ke pemukiman penduduk.“Bila dibiarkan, lokasi maksiat ini akan terus menjamur, sehingga akan sulit ditertibkan,” sebut Soni kepada Medan Pos kemarin.
Makanya Soni mendesak pihak kepolisian tidak pilih-pilih menindak salon, spa dan panti pinjat yang jelas-jelas dijadikan tempat kencan terselubung. ”Penggerebekan harus rutin dilakukan, sehingga membuat efek jerah bagi pengelolah maupun pemiliknya. Ini salah satu cara menutup ruang gerak merebaknya lokasi esek-esek,” harap Soni.
Ditempat terpisah, Ketua Badan Komunikasi Pemuda Remaja Mesjid Indonesia (BKPRMI) Kota Medan , Syafrizal Harahap, Shi meminta pemerintah harus menyahuti apa yang disampaikan pemuda, sejauh informasi itu tidak bersifat provokasi. Apalagi salon, spa, dan panti pijat yang menyimpang diduga tidak punya izin,”Kalau pun ada izinya, diduga palsu,” ujarnya.
Dikatakan Syafrizal, Kadisbudpar Kota Medan, Drs Busral Manan pernah mengatakan, banyak izin salon, spa, dan panti pijat di Kota Medan diduga palsu. Yang dikatakan Kadisbudpar itu harus ditindaklanjuti. sebab tambah Syahfrizal, tidak tertutup kemungkinan izin salon, spa dan panti pijat yang jumlah beratus itu diduga palsu.”Ini menjadi pekerjaan rumah (PR) Disbudpar Medan,” ungkap Syafrizal. (jst/portalkriminal.com)