polrestamedan.com – Rencana pemerintah menerapkan pembatasan BBM pada April mendatang mulai mendapat reaksi dari sopir angkutan di Medan. Untuk menolak rencana itu, Keluarga Besar Sopir dan Pengemudi (Kesper) Sumatera Utara akan menggelar mogok massal pada Senin, 16 Januari 2012. Mogok ini akan dilakukan ratusan armada dari enam trayek.
Rencana aksi mogok ini diungkapkan Koordinator Kesper Sumut Israel Situmeang kepada Tribun, Kamis (12/1). Selain menolak wacana kenaikan dan pembatasan BBM bersubsidi, aksi ini sebagai protes keras dengan masih beroperasinya angkutan plat hitam juga rencana Pemko Medan meluncurkan TransMedan.
Menurut Israel, aksi perdana pekan mendatang itu akan diikuti enam trayek angkot. Seperti Koperasu line 64 , line 07, line 34 , Morina 78 dan Rahayu 124 serta 120.
Protes dilakukan Kesper karena semua kebijakan pemerintah yang disebutkan di atas, telah membuat sopir angkot semakin susah. Kondisi ini akan semakin parah, jika pemerintah benar- benar menerapkan kenaikan dan pembatasan BBM bersubsidi.
“Kami sudah melakukan sosialisasi kepada supir angkot trayek tersebut dan juga organda. Isi pesannya agar semua sopir untuk tidak menarik penumpang pada tanggal 16 mendatang,” kata Israel.
Selain sosialisasi, Kesper juga bakal melakukan kontrol di lapangan pada hari H. Aksi sweeping akan dilakukan di jalanan, terhadap angkot di enam trayek tersebut yang tidak mematuhi imbauan aksi.
“Pasti ada sanksi buat sopir yang tak patuh, misalnya sanksi administratif. Saya yakin, semua sopir akan ikut aksi, karena ini memperjuangkan nasib mereka juga,” kata Israel.
Selain mogok, Kesper yang mengklaim memiliki anggota sebanyak 12 ribu sopir itu, bakal menggelar unjukrasa pada hari mogok di kantor Pemko Medan, kantor DPRD Sumut, kantor Dishub dan kantor Gubernur Sumut.
“Kalau tuntutan kita tak ditanggapi, kami lanjutkan aksi mogok keesokan harinya,” imbuhnya.
Ketika Tribun melakukan pengecekan ke lapangan, aksi mogok ini ternyata sudah disosialisasikan ke para sopir. Yus sopir angkot Rahayu 120 mengaku sudah mendengar rencana besar tersebut. Dan hingga kemarin, Yus menyatakan masih pikir-pikir untuk bergabung dalam aksi.
“Udah dengar aku, tapi lihat Senin nantilah, aku antara ikut dan tidak ikut,” kata Yus singkat.
Usri sopir Rahayu 07 mengatakan hal serupa. Dia mengaku masih pikir-pikir sebelum memutuskan untuk bergabung dalam aksi mogok menolak kenaikan BBM itu.
“Memang akan ada mogok. Katanya untuk menolak rencana pemerintah menaikkan BBM. Warga juga yang rugi,” kata Usri.
Seorang warga Medan Nurhayati begitu ditanya soal rencana mogok itu langsung mengeluarkan kebingungan. Nur mengaku bakal repot karena setiap hari memang menggunakan jasa angkot Rahayu 124 dari Jl Bromo menuju kantornya di Jl Bilal .
“Waduh masa mau mogok? Kayak mana nanti aku mau kerja? Cuma itu angkot menuju Bilal dari Bromo,” keluh Nurhayati.